Montase Perayaan Album Bunga dan Roti Diserojakan

 Artikel Anggitane | 

Hujanmusik.id-Patikan nada gitar itu terdengar lirih dan mengambang, sesekali meliar-mengeras dengan aura suara ruang. Sekonyong-konyong vokal pria dewasa mengisi dan melontar sekenanya, tidak teriak tak juga pelan. Semacam pemain balada yang memperdengarkan pop. Sinyal amatiran saya kesulitan untuk memberi sematan tepat. Suka-suka saya menyebut pop-folk demi menunjuk cara bertutur Fahriza Nugraha a.k.a Diserojakan, melalui nada dan suara dalam album "Bunga dan Roti".


Fahriza Nugraha a.k.a DiserojakanDOK. DISEROJAKAN/INSTAGRAM @diserojakan 

Mengenalnya sebagai lulusan ilmu komunikasi dengan jejalan kesenimanan yang mengemuka. Diserojakan seperti membuktikan curahan kreatifnya selepas dua single berjudul "Lagu Paling Cinta" dan "Rampai" pada bulan Agustus dan September 2023 lalu. Dua single yang dimaksudkan sebagai tanda meluncur album anyar Diserojakan. Puncaknya pada 6 Oktober 2023 lalu rilis resmi album penuh bertajuk "Bunga dan Roti". Album ini membawa muatan 11 lagu format akustik yang sudah tersebar di beragam platform musik digital. 

Bagi saya "Bunga dan Roti" yang diproduksi dan distribusi secara mandiri ini, menjadi riak kesekian pemusik cum novelis/esais indie yang tinggal di Bogor ini. Terbukti Diserojakan mengusung nama label karangan, Saprem Stud Records. Akronim dari Sapa Remaja, ruang produksi dalam purwarupa coffe shop.

Lagu "Menteng 1414" yang easy listening nyaris menipu sangkaan tentang sosok Diserojakan. Untungnya saya sudah cukup paham bagaimana Diserojakan mengalir dengan segala spontanitasnya. Hal yang mudah ditemui pada "Mata Gita", "Kau Kuajak", "Surat Bernomor 271218", "Kita Hidup" dan "Lagu Paling Cinta". Selebihnya lima lagu lain dengan warna yang umum terdengar. Meskipun jika dibandingkan dengan EP "Amung Ambung Banglas" dan "Petang Tiga Puluh" yang telah dirilis sebelumnya, album "Bunga dan Roti sepertinya lebih terkesan serius menuju magis.

Meski hanya menonjolkan suara vokal dan gitar akustik, album "Bunga dan Roti" berhasil menyajikan beragam nuansa. 

Pada notasi kata yang dikirim melalui aplikasi pesan kepada saya, album bertajuk Bunga dan Roti diambil dari frasa Mawar dan Roti. Makna yang hendak diambil adalah simbol protes revolusi kaum buruh perempuan. Tampaknya solois yang aktif sejak 2016 ini hendak mempertegas keberpihakannya lewat album Bunga dan Roti. Sekaligus mengucap bentuk syukur atas dedikasi para perempuan yang terus berjuang atas hak hidupnya. Wujud kekaguman peran besar perempuan baik dalam skala global maupun personal. "Bunga dan Roti" pun sepertinya tidak berhenti pada istilah revolusi perempuan saja, meluaskannya sebagai simbol atas perjuangan kaum tertindas.

Tak paham apakah ini sebuah perubahan filosofis atau memang Diserojakan tengah berada di gelanggang untuk diperjuangkan. Jika disimak materi dalam album ini sesungguhnya tidak memuat isu-isu yang berat. Hanya seputar permasalahan sehari-hari seperti cinta dan kehilangan. Pemilihan kata untuk lirik pun terdengar sederhana, meski tetaplah tak biasa. Secara garis besar, "Bunga dan Roti" adalah rangkaian cerita dari pertemuan dan perpisahan di dalam kehidupan. Selebihnya kembali kepada intepretasi pendengar untuk menangkap makna-makna yang ada di dalamnya.

Yang pasti proses pengerjaan album ini menghabiskan waktu sekira dua minggu. Satu minggu dilakukan untuk menulis lagu, dan satu minggu setelahnya untuk merekam. 

Proses rekaman "Bunga dan Roti" dilakukan di kamar studio sederhana milik Ruang Imaginakal. Tangan dingin Rivan Alviansyah menjadi kunci keberhasilan departemen intrumen sepanjang pengerjaan. Sebagai operator, pengisi lead gitar, mixing dan mastering. 

Selain Rivan, Diserojakan menggandeng rekan-rekannya untuk ikut membantu merayakan "Bunga dan Roti" dengan mengisi beberapa bagian di dalam albumnya. 

Rilisan fisik album "Bunga dan Roti"  memuat karya-karya lain dari para kolega layaknya montase perayaan. Rilisan berupa CD yang dibundel bersama Zine berisikan esai, puisi, cerpen, dan Ilustrasi terkait tema Bunga dan Roti. Beberapa nama membantu memeriahkan album adalah Muhammad Yusuf, Teguh Tri Fauzi, Zikra, Deni Saputra, Dani Wahab, Azhar Rialdi, Wisnu Indra, Raditya Pangestu, Komo, Papoy, Nadakho, Diva Oktaviana, dan Alia Ruray.

Previous Post Next Post