Tentang Reuni Closet38 dan Bingkai Potret Masa Depan

 Artikel Rizza Hujan | 

Hujanmusik.id – Selain dikenal sebagai kota hujan yang kuat dengan kultur tradisional, Bogor juga punya budaya pop (musik modern) yang cukup diperhitungkan, apalagi di jaman kiwari dimana informasi berpencar membabi buta. Salahkan Jimi The Upstairs dan David Tarigan yang berani menyebut talenta musik Bogor keren hingga berakibat naiknya pamor skena Bogor. Bicara keren, dulu pernah berkibar satu kolektif yang sempat merajai panggung-panggung Pensi Jabodetabek dan Jawa Barat di era tahun 2000an. Kolektif itu bernama Closet38.

Dibidani Lucky dan Redi, Closet38 lahir pada tanggal 23 Oktober tahun 2000 dengan konsep band cover. Empat tahun kemudian, didorong oleh hasrat kuat serta idealisme masa muda yang membara, Closet38 yang saat itu bernaung di bawah payung Second Records memutuskan untuk masuk dapur rekaman dan sukses melahirkan Extended Play (EP) dengan tajuk "Friendship & Relationship". Disusul album penuh "A Journey of Thousand Miles Begin With Single Step” yang dirilis label Seventenzo tahun 2008. Beberapa single mereka pun berhasil masuk chart musik di stasiun radio. Salah satunya lagu berjudul "Potret Masa Depan" yang menyusup ke jajaran Indie Chart OZ FM, Bandung, tahun 2006 silam. 


Closed 38. DOK. CLOSED38


Di tahun yang sama, lagu ini juga jadi soundtrack film berjudul "Film Gue (Gak Mau Salah Jalan)". Karya lainnya yang diberi tajuk "Pesona" juga pernah didapuk menjadi soundtrack film indie "Sorry..I've Read Your Diary" pada tahun 2007. Setahun kemudian, lagi-lagi lagu Closet38 dipilih menjadi soundtrack film. Kali ini sebuah kolaborasi epik yang menampilkan vokalis band emo, The Glans, berjudul "Letter to Apologize" menghiasi film "Long Time ago".

Soal pengalaman di atas panggung, sejak awal lahir, band yang dulu berkiblat pada Rufio ini sudah punya nyali untuk mencicipi panggung-panggung musik Bogor. Kemudian, pasca merilis album, nama Closet38 kian melambung dan hampir tak ada jeda manggung. Kota-kota besar lain pun pernah merasakan romantisasi musik mereka. Sampai di malam tahun baru 2012, tembok kokoh Ade Irma Suryani atau lebih akrab dikenal dengan nama Taman Topi menjadi pijakan terakhir mereka di depan penonton sebelum akhirnya hiatus. Waktu itu, personil Closet38 bergelut dengan kesibukan masing-masing dan menata masa depan. Beberapa personilnya tetap bermain musik namun membawa bendera lain. Redi membentuk The Labils dan Nicky melaju bersama Outstep. Sebuah potret perjalanan yang menggelitik.

Sempat tercetus rencana reuni di tahun 2019 namun gagal akibat tersandung pandemi, rencana pun menguap begitu saja. Tapi kabar baiknya, saat ini mereka tengah sibuk mengumpulkan materi sebagai bekal sebelum turun gunung lagi. Entah dengan formasi seperti apa, racikan bagaimana. Momen itu akan segera  terjawab saat mereka manggung lagi untuk pertama kali tanggal 28 Oktober nanti di "Ngumpul Skena-nya", satu helaran yang diorganisir oleh Raddict Indonesia di venue Blok F Trade Center.

Apapun yang akan terjadi, rencana reuni band yang menginspirasi banyak musisi Bogor ini layak dinantikan. 

Tak ada salahnya kalau menyebut mereka sedang membentuk bingkai potret masa depan yang akan menjadi titik balik sebagai sebuah kolektif.

1 Comments

  1. MERINDINGGGG BACANYA ! i miss bogor tempoe doloe, gigs disetiap minggi

    ReplyDelete
Previous Post Next Post