Pijar Eyeliner Merilis Bizzare

Artikel Anggitane

Hujanmusik.id-Pijar senja menapak pelan, memberi kesempatan udara melintas yang berhembus sejenak memberi kelegaan setelah kering berkepanjangan. Sekonyong-konyong derik elektronik menguar, meneruskan perintah membuka tautan dari seorang kolega. Saya menemukan dominasi synth-pop-rock diantara lima nomor bunyi yang ditampilkan. Ya, saya memang sedang menyimak potongan Extended Play (EP) "Bizarre" milik pionir grup elektronik Bogor, Eyeliner.

Sampul album Bizarre oleh @lourdesmoir dan @themelonsensei

Tautan itu dikirimkan Dhoni Saputra, salah satu personil yang mudah dikenali suaranya. Sekaligus menjawab pertanyaan tahunan silam, kapan kelompok elektroniknya itu kembali ke permukaan. "Udah rilis git, selamat menikmati ya," tulisnya via Whatsapp.

Tak banyak memang unit elektronik di Kota Hujan yang bertahan diantara gempuran tren warna musik yang bermunculan. Jika banyak kolektif senada menempatkan elektronik sekedar sematan aroma. Eyeliner menempatkannya sebagai piranti utama.

Mereka memiliki daya jelajah yang cukup lama, jauh sebelum sebagian personilnya sibuk berumah tangga. Konsistensi dan kemunculannya tentu saja bukan perkara gampang, tak sekedar absensi semata.

EP yang bertajuk Bizarre dirilis pada Jumat, 7 Juli 2023 oleh Hujan! Rekords. Album ini memuat satu track lama "It’s so Bizarre" yang belum pernah dirilis sebelumnya, dan "Nothing Last Forever" dari album Erathania yang disusun ulang dengan bentuk yang berbeda. Nomor lainnya adalah “Laughs and Cries”, "Perk being a Bird", dan "Sing It".


Saya cukup tertarik dengan track “Laughs and Cries”. Nomor yang cukup enak dinikmati sebagai pungkasan. Seperti menyibak memori penantian tepi jalan, tepat sebelum hadirnya temaram mengantarkan pulang. Ramuan Athaya “Levi” sebagai synth player dan gitar Firman Aris (Adopta) cukup berhasil memberi kekuatan ambiance yang dijaga betul perjalanannya oleh Dandi (The Luxitania) sebagai drummer.

Lagu ini sejatinya memang dibuat sebagai soundtrack bersama Swellow. Mengenang sebuah ruang kolektif yang menumbuhkan, perpisahan ruang terakhir Komunitas Kalam yang tak lagi berkumpul di Saung Tegal Gundil, Bogor.

Pada sebuah kesempatak tekstual, Dhoni mengaku bahwa Bizarre merupakan sebuah sifat dimana keanehan menjadi sebuah ketertarikan minat. Hal ini mewakili pengalaman yang dialaminya dalam menjalani proses hidup, seperti "Trancesectional" dan "Erathania" (album sebelumnya), pencarian diri yang selalu berubah. Dari mencari keberadaan hingga membangun ulang siapa diri kita sebenarnya.

Singkatnya, "Bizarre" dengan muatan 5 track ini seperti memberi tahu kembali, bahwa Eyeliner masih tetap hadir dan menyerap karakter sound distorsi band-band alternatif seperti Placebo, instrumen synth Apoptygma Berzerk dan Nine Inch Nails era 90-an hingga 2000-an.

"Album ini mengembalikan kerinduan nge-band yang telah lama hilang dan memberikan jejak ingatan usia Eyeliner yang Tahun ini menginjak 25 Tahun" ungkap  Dhoni.

Saat ini, Personil Eyeliner terdiri dari Dhoni “Do” Saputra sebagai vocalist, Athaya “Levi” sebagai synth player, Firman Aris (Adopta) sebagai guitarist, Indra (Elora) sebagai bassist dan Dandi (The Luxitania) sebagai drummer. Pengerjaan sampul album Bizarre oleh @lourdesmoir dan @themelonsensei.

Seperti sungging melepas beban, saatnya menikmati elektro-pop yang memuat progressive rock, art rock nan techno. Selamat 25 tahun Eyeliner.


Previous Post Next Post