Synchronize Fest 2023: Semangat Nyata Bhinneka Tunggal Musik

Artikel Anggitane & Synchronize Fest | 

Hujanmusik.id – Gemuruh crowd menjadi bukti, bahwa Synchronize Festival Bhinneka Tunggal Musik hari pertama, 1 September 2023, berlangsung meriah. Gambir Expo Kemayoran bertabur bintang lintas generasi yang membius massa bertanda tiket resmi di panggung Dynamic, Panggung Getar, District, Lake, Forest, Gigs, XYZ, dan area Record Market (Kaleng Kerupuk).

Project Pop menjadi pembuka segalanya. Tika Panggabean cs seperti menolak jarak usia, beriring gerobak dorong bertuliskan Synchronize Fest menuntun para pengunjung dari area Record Market menuju Dynamic Stage. Grup vokal komedi ini membawakan lagu dari mulai "Tu Wa Ga Pat", "Bukan Superstar", hingga "Ingatlah Hari Ini" sebagai penutup bersama penampilan Feel Koplo. 

Sungguh sebuah pemandangan asyik yang menuntun orisinil penyelenggaraan festival yang selalu ramai peminat ini, menuju tahun ke-8 penyelenggaraan.

Synchronize, festival yang menyatukan musisi-musisi muda dan musisi-musisi legendaris. DOK. SYNCHRONIZE FEST

Tak hanya penampil dengan jaminan yang menghibur, tata cahaya dinamis, dan visual yang menarik, Synchronize juga mengedepankan tata suara yang kali ini lebih powerful. David Karto selaku Director of Synchronize Festival angkat bicara soal perbedaan dari tahun-tahun yang sebelumnya.

“Tata lighting, tata gambar itu sudah pasti akan kami detil kan juga. Cuma eskalasinya memang tata suara tahun ini buat kami menjadi salah satu prioritas. Kami pakai L-Acoustics di panggung Dynamic dan District secara sistem yang kita tau secara brand mereka mempunyai worldwide standard. Ya, mudah-mudahan kami bisa go international melalui Bhinneka Tunggal Musik,” ungkap David.

Keramaian berlanjut, panggung District bertukar tempat dengan panggung Dynamic yang tengah menampilkan Fiersa Besari, J-Rocks, Jamrud, Barasuara, The Changcuters, dan Weird Genius. Bisa jadi J-Rocks menjadi penampil yang menarik perhatian dengan balutan cosplay Akatsuki (Naruto) sukses membawakan lagu lama dan baru.

Seperti penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, Synchronize selalu memberi kesempatan bagi pendatang baru yang kali ini diisi band asal Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose di panggung Gigs. Tampil pula nama-nama seru lainnya, seperti: Jirapah, Enola, ZIP, dan Kuntari.

Suasana panggung ini bertambah ramai begitu penonton mengetahui siapa sebenarnya tanda tanya yang tertera di pamflet. Ternyata yang menjadi penampil kejutan adalah Seringai. Mereka mengumpulkan banyak kepala untuk membawakan materi yang terbilang jarang dibawakan seperti "Menelan Mentah, Semua Ini Tak Akan Bertahan Lama" serta lagu cover "Jealous Again" milik Black Flag.

Ada yang baru di Synchronize tahun ini. Panggung Getar menjadi ruang kolaborasi Kobra Musik untuk memainkan orkes dangdut. Nama-nama yang bergantian tampil di panggung ini datang dari berbagai daerah seperti Olsam asal Depok, OM PMS (Orkes Melayu Perempuan Modal Syukur) asal Jakarta, Pasukan Perang asal Bandung, dan Orkes Taman Bunga asal Padang.

Geser sedikit ke Panggung Forest yang sejak sore yang tak kalah ramai dengan aksi Indische Party, For Revenge, Bangkutaman, Morfem, Jamie Aditya, dan ditutup Momonon. For Revenge berkesempatan menggaet Cynantia Pratita Stereowall untuk membawakan lagu kolaborasi mereka "Jakarta Hari Ini" dan Fiersa Besari "Ada Selamanya".

Di antara panggung-panggung yang menarik perhatian, suguhan area DJ berbentuk kaleng kerupuk menjadi atraksi pengisi kekosongan di area Record Market. Setiap kali pengunjung melewati booth bertuliskan Oleng Upuk ini, mereka otomatis bergoyang. Tak jauh dari area tersedia berbagai jualan merchandise dari booth UMKM kreatif dan toko-toko yang berjualan rilisan fisik, hingga ada sudut yang menyediakan Lomba Gold Sprint persembahan House of The Rising Sun dan Westbike Messenger Service yang merupakan kolektif kolaborasi program Synchronize Fest untuk Bike To Synchronize

Bergerak ke panggung Lake yang memang berdekatan dengan danau, Synchronize menampilkan rombongan Symphony From Hell asal Yogyakarta yang turut berkolaborasi dengan nama-nama seperti Basboi, Sade Susanto, dan Tuan Tigabelas. Di panggung yang sama, Deddy Dhukun & Mus Mujiono, Sm*sh, dan Om Monata juga menyapa.

Sebagaimana janji sebagai festival asli, Synchronize selalu berusaha untuk menyatukan musisi-musisi muda dan musisi-musisi legendaris. Panggung Dynamic menjadi saksi Iwan Fals bersatu dengan Sawung Jabo. Selain itu JKT48 dilengkapi format mantan member mereka alias Gen 1, yaitu Melody, Nabilah, Shania, Veranda, Kinal, dan Beby. Kejutan di akhir tak lain tak bukan, Soneta berkolaborasi dengan Dipha Barus.

Tak ketinggalan, panggung XYZ dengan spanduk "Festival untuk Semua" masih konsisten dengan konsep 180 derajat yang menampilkan Sunwich, Thee Marloes, HMGNC, Jakarta Tenggelam, D’Jenks, dan Hong!.

Begitulah, hari pertama Synchronize Festival secara keseluruhan membuat para pengunjung penampil dan insan kreatif di dalamnya bahagia. 

Previous Post Next Post